Dampak Penggusuran Pemukiman Liar di Perkotaan

Tugas Akhir/Skripsi Sosiologi
Disusun oleh: Yulian Vernanto
Universitas Airlangga
Program Studi Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik

Intisari:

Perkembangan kota khususnya di Negara berkembang ternyata memang tidak selamanya berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Kota yang sudah menjadi metropolis saat ini mengalami permasalahan yang lebih komplek. Permasalahan yang mencolok saat ini adalah kota besar tidak lagi dapat menampung yang namanya babybooms (ledakan Penduduk). Isu penggusuran di Kota Surabaya saat ini masih menjadi berita hangat untuk dibicarakan. Untuk itu dampak penggusuran pemukiman liar bagi kelangsungan hidup keluarga miskin di kawasan stren kali menarik untuk diteliti. Maka permasalahan yang diambil dalam penelitian ini adalah. Pertama, Bagaimana proses keluarga miskin tinggal di kawasan pemukiman liar Medokan Semampir 'AWS'. Kedua, Bagaimana Mekanisme Survival keluarga miskin yang tinggal di kawasan stren kali Medokan Semampir 'AWS' pasca penggusuran.

Penelitian ini tergolong sebagai penelitian deskriptif, dengan analisis data menggunakan teknik analisis kualitatif. Pemilihan informan menggunakan teknik purposive dimana peneliti telah menetapkan informan sebagai subyek dalam penelitian ini.

Hasil dari studi penelitian ini diketahui bahwa adanya kemunculan pemukiman liar (squatter) di Medokan Semampir 'AWS' disebabkan karena alasan keluarga miskin adalah untuk meminimalisir pengeluaran dikota besar, ketidakberdayaan untuk menyewa tempat tinggal yang layak huni, dan letaknya dekat dengan lokasi tempat usaha.

Disamping itu, hunian liar dirasa juga kondusif untuk melangsungkan berbagai usaha keluarga miskin yang bergerak di sektor informal kota, karena pemukiman dibantaran kali tersebut menyediakan tempat tinggal dengan harga yang murah, dapat diangsur, dan hanya mengganti beberapa tanaman. Kemudian, dampak penggusuran pemukiman liar juga berimbas kepada dampak sosio-ekonomi keluarga miskin. Dampak sosial yang dialami pasca penggusuran sampai sekarang masih terasa, depresi karena harus kehilangan tempat tinggal menjadi akibat hubungan sosial renggang. Gambaran mekanisme survival keluarga miskin pasca penggusuran untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, cara yang mudah dilakukan keluarga miskin tersebut adalah. Pertama, Bagi keluarga miskin yang kehilangan pekerjaan, mereka mencari pekerjaan baru sesuai dengan kemampuan mereka. Bagi keluarga miskin yang masih menekuni usahanya, maka yang dilakukannya saat ini adalah mencari pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan. Kedua, Memberdayakan anggota keluarga untuk mencari pendapatan tambahan. Ketiga, Melakukan pengetatan konsumsi dengan cara mengurangi kualitas menu makanan. Keempat, Melakukan mekanisme "gali lubang tutup lubang" dengan cara hutang kepada sanak keluarga ataupun kerabat.