Makna Berpacaran Laki-Laki Muda dengan Wanita yang Usianya Lebih Tua

Tugas Akhir / Skripsi Sosiologi
Disusun oleh: Kartika Sari
Program Sarjana Universitas Airlangga
Program Studi Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik

Intisari:

Penelitian ini dilatarbelakangi atas fenomena berpacaran yang kian marak terjadi di perkotaan. fenomena pacaran sebagai langkah untuk mencari jodoh dan mendapatkan pasangan hidup serta pacaran sebagai peningkatan status berpacaran dengan orang yang mapan. Seiring dengan perkembangan jaman sifat materialistis juga dimilki oleh laki-laki. Laki-laki cenderung berpacaran dengan wanita yang usianya tua karena hidup menuntut untuk dapat tetap survive di tengah kehidupan yang serba sulit seperti sekarang ini. Walaupun masyarakat kita merupakan masyarakat kebudayaan timur yang menganggap berpacaran dengan wanita yang usianya tua merupakan gaya berpacaran yang tidak wajar karena wanita tersebut lebih cocok untuk menjadi tante bukan pacarnya. Dalam penelitian ini yang ingin dicari adalah: (1) Bagaimana makna berpacaran bagi laki-laki muda dengan wanita yang usianya lebih tua? Teori yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Teori konstruksi sosial yang dikembangkan oleh Peter Ludweg Berger dan Thomas Luckman. Untuk penelitian ini adalah Kualitatif, dengan mengambil lokasi penelitian, salah satu PTS di Surabaya karena tempat itu rata-rata mahasiswanya lebih dominan laki-laki dengan berbagai macam latar belakang. Subyek penelitian yang sebagai informan, dengan kriteria laki-laki status mahasiswa yang berumur 20-24 tahun. Pengambilan informan adalah secara Snowball, sampai menemukan empat informan. Proses pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara mendalam kemudian dianalisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tiap informan mempunyai makna berpacaran dengan wanita yang lebih tua berbeda-beda seperti untuk menaikkan status dan mendapatkan materi dengan background keluarga yang kurang mampu membuatnya ingin dipandang di masyarakat, mengikuti tren dengan latar belakang mudah mendapat pengaruh baik dari lingkungan pertemanan maupun media seperti televisi dan internet, butuh teman sharing karena kurangnya kedekatan hubungan antara anak dan orang tua membuatnya nyaman untuk berbagi cerita dengan orang terdekatnya (kekasihnya), Untuk pemenuhan kebutuhan biologis (sex) karena kurangnya pengetahuan bahaya sex bebas serta karena kurangnya pengawasan orang tua, dan untuk mendapatkan kasih sayang dengan latar belakang kurangnya kasih sayang keluarga membuat sebagian besar informan mencari kasih sayang selain keluarga yakni kekasih.