Kekerasan pada Pedagang Kaki Lima

Tugas Akhir/Skripsi Sosiologi
Disusun oleh: Aswin Afandy
Universitas Airlangga
Program Studi Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik

Intisari:

Penelitian ini berjudul Kekerasan Pada Pedagang Kaki Lima di Kawasan Gembong Kota Surabaya, yang mana secara khusus mengkaji kekerasan pada pedagang kaki lima (PKL) sekaligus mengetahui perjuangan dari PKL Gembong dalam menghadapi penggusuran.

Penelitian ini menggunakan paradigma humanistis. Artinya memandang manusia sebagai mahkluk yang mampu merefleksikan diri, oleh karenanya manusia mampu membentuk kebudayaan dan merencanakan masa depan, sehingga pada akhirnya akan tercipta dunia sosial yang sesuai dengan nilai-nilai. Manusia tidak bisa disamakan dengan dengan peralatan mesin tetapi manusia mampu menyusun program, memberikan arah baru dalam hidup baik secara pribadi maupun secara bersama. Informan penelitian adalah PKL Gembong Surabaya yang meliputi kawasan Gembong Tebasan, Kapasari, Kalianyar dan Ngaglik. Pada akhirnya informan yang berhasil diwawancarai sebanyak 12 orang yang semuanya berasal dari etnis Madura. Sasaran penelitian ditetapkan di lingkungan Gembong yang meliputi empat kawasan yaitu Gembong Tebasan, Kapasari, Kalianyar dan Ngaglik. Alasan pemilihan kawasan Gembong karena didasarkan pada sisi historis yang panjang yang mana di dalamnya banyak sekali terdapat kekerasan yang dilakukan oleh Pemkot. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara yang lebih menyerupai dialog bebas. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah teknik kualitatif, dimana tidak dilakukan uji-uji statistik. Data-data hasil wawancara yang dihasilkan akan dianalisis dalam bentuk narasi dan kemudian dianalisis dengan referensi teori yang ada. Beberapa teori yang digunakan dalam menganalisi permasalahan dalam penelitian ini adalah teori-teori tentang kekerasan dan gerakan sosial.

Dengan melihat temuan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa selama ini tindakan-tindakan Pemerintah Kota Surabaya dalam menyikapi PKL di kawasan Gembong terdapat unsur-unsur kekerasan baik secara personal, struktural maupun budaya. Kekerasan tidak hanya terlihat ketika Pemkot melakukan penggusuran terhadap PKL Gembong, merampas dan membakar barang dagangan. Tetapi juga ketika PKL di kawasan Gembong dibiarkan menjamur, tidak ada pembinaan, tidak ditempatkan pada lahan khusus, tidak ada relokasi yang sesuai dengan karakter PKL, penipuan pada perijinan surat ijin serta adanya perda 17 tahun 2003. Tidak hanya itu saja, adanya labelling negatif PKL dan etnis Madura juga termasuk dalam kekerasan.

Sementara itu, dalam menghadapi penggusuran yang dilakukan oleh Pemerintah Kota, PKL Gembong menggunakan pertimbangan rasional yaitu membangun kesadaran kolektif, memanfaatkan jaringan sosial, menyewa rumah yang kosong, bermain kucing-kucingan, berjualan ditempat tersembunyi, melakukan aksi demonstrasi. Tindakan tersebut merupakan strategi yang dipilih PKL yang didasarkan atas perhitungan rasional.
Read more

Pola Interaksi Dokter-Pasien

Tugas Akhir/Skripsi Sosiologi
Disusun oleh: Aninda R. Novila
Universitas Airlangga
Program Studi Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik

Intisari:

Kemajuan dunia kesehatan pada era globalisasi ini adalah salah satu bidang yang banyak mendapatkan perhatian dan sorotan dari masyarakat. Salah satunya mengenai profesi dokter yang menjadi sentra penting dalam dunia kesehatan. Bagi pandangan masyarakat awam seorang dokter memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk mendiagnosa dan menyembuhkan penyakit. Berdasarkan pandangan dan harapan si sakit terhadap peran dan fungsi dokter, maka terjadilah interaksi dokter dan pasien. Lokasi penelitian adalah di RSU Dr. Soetomo Surabaya tepatnya di instalasi rawat inap. Pemilihan informan secara purposive, yaitu tentu saja dokter dan pasien.
 
Penelitian yang dilakukan adalah tergolong penelitian deskriptif. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dengan pendekatan yang digunakan adalah 4 teori interaksi dokter pasien dari Parsons, Freidson, Szass and Hollander dan Robert Veatch. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan kontribusi serta sumbangsih bagi bidang sosiologi kesehatan terutama menyangkut interaksi dokter- pasien di tempat layanan medis.
 
Hasil Penelitian yang diperoleh adalah Pertama, berkembang 3 pola interaksi yaitu yaitu active passive model, an enginering model dan guidance model yang terjadi pada 2 dokter berbeda. Alasan yang melatar belakangi hingga pola interaksi tersebut terjadi adalah lebih kepada pola pikir sang pasien yang lebih kritis dan tanggap juga perbedaan jenis kelamin dokter yang menangani yaitu dokter laki- laki dan dokter perempuan memiliki perbedaan cara.
Read more

Konflik: Katup Penyelamat

Tugas Akhir/Skripsi Sosiologi
Disusun oleh: Rigga Y. Kusuma
Universitas Airlangga
Program Studi Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik

Intisari:

Permasalahan permukiman di sepanjang stren kali merupakan salah satu masalah yang cukup pelik di kota Surabaya, yang sampai sekarang belum ada mekanisme penyelesaian yang tepat. Warga stren kali merupakan suatu gambaran kompleksitas dari masyarakat miskin kota Surabaya. Karakteristik mereka merupakan representasi dari masyarakat miskin kota, karena selain memiliki pendapatan yang rendah, akses mereka terhadap sumber daya dan pelayanan publik juga rendah, sehingga kualitas kehidupan mereka buruk. Keberadaan mereka sebagian besar merupakan korban gusuran yang dilakukan Pemerintah pada beberapa wilayah tertentu di Surabaya. Bertitik tolak dari pemikiran tersebut, peneliti merumuskan suatu pertanyaan sebagai berikut, yaitu apa sebab terjadinya konflik, apa jenis konflik yang terjadi, serta bagaimana dinamika konflik antara warga stren Kali Jagir Wonokromo dengan Pemerintah.

Kerangka teori yang digunakan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan antara lain adalah Teori Konflik Lewis A. Coser serta Ralf Dahrendorf. Tetapi tidak tertutup kemungkinan penelitian ini mengambil rujukan teori lain untuk memperluas dan mempertajam hasil yang diperoleh.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif bertipe deskriptif, dalam artian bahwa penelitian ini berusaha untuk menggambarkan secara mendetail tentang realitas konflik yang muncul dan terjadi, serta berusaha untuk memberikan penjelasan mengenai proses munculnya konflik ke permukaan. Lokasi dilakukannya penelitian adalah di permukiman stren Kali Jagir Wonokromo, lebih tepatnya di Kampung Jagir Sidomukti mulai dari bulan Oktober 2005 sampai selesainya penelitian ini, yaitu pada bulan November 2008. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode pengamatan terlibat (participant observation), wawancara mendalam, serta penelusuran data sekunder (dokumen). Data yang terkumpul dianalisis melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan yang kemudian akan diinterpretasi dengan menggunakan teori konflik.

Melalui hasil penelitian terungkap bahwa sebab terjadinya konflik antara warga Jagir Sidomukti dengan Pemerintah merupakan representasi dari adanya ketidaksepahaman terhadap peraturan yang berlaku. Jenis konflik yang terjadi adalah konflik vertikal antara Pemerintah dengan kelompok-kelompok sosial non pemerintah. Serta dinamika konfliknya berupa rangkaian kegiatan advokasi warga yang dilakukan melalui jalur legal (melalui proses legislasi dan jurisdiksi), serta jalur paralegal (melalui proses politik dan birokrasi, dan proses sosialisasi dan mobilisasi). Pada perkembangannya, Panitia Khusus DPRD Provinsi Jawa Timur telah mengesahkan Perda Provinsi Jawa Timur No. 9 Tahun 2007 tentang Penataan Sempadan Sungai Kali Surabaya dan Kali Wonokromo, yang artinya bahwa warga diakui keberadaannya dan tetap bertempat tinggal di kawasan permukiman stren kali.
Read more

Dampak Penggusuran Pemukiman Liar di Perkotaan

Tugas Akhir/Skripsi Sosiologi
Disusun oleh: Yulian Vernanto
Universitas Airlangga
Program Studi Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik

Intisari:

Perkembangan kota khususnya di Negara berkembang ternyata memang tidak selamanya berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Kota yang sudah menjadi metropolis saat ini mengalami permasalahan yang lebih komplek. Permasalahan yang mencolok saat ini adalah kota besar tidak lagi dapat menampung yang namanya babybooms (ledakan Penduduk). Isu penggusuran di Kota Surabaya saat ini masih menjadi berita hangat untuk dibicarakan. Untuk itu dampak penggusuran pemukiman liar bagi kelangsungan hidup keluarga miskin di kawasan stren kali menarik untuk diteliti. Maka permasalahan yang diambil dalam penelitian ini adalah. Pertama, Bagaimana proses keluarga miskin tinggal di kawasan pemukiman liar Medokan Semampir 'AWS'. Kedua, Bagaimana Mekanisme Survival keluarga miskin yang tinggal di kawasan stren kali Medokan Semampir 'AWS' pasca penggusuran.

Penelitian ini tergolong sebagai penelitian deskriptif, dengan analisis data menggunakan teknik analisis kualitatif. Pemilihan informan menggunakan teknik purposive dimana peneliti telah menetapkan informan sebagai subyek dalam penelitian ini.

Hasil dari studi penelitian ini diketahui bahwa adanya kemunculan pemukiman liar (squatter) di Medokan Semampir 'AWS' disebabkan karena alasan keluarga miskin adalah untuk meminimalisir pengeluaran dikota besar, ketidakberdayaan untuk menyewa tempat tinggal yang layak huni, dan letaknya dekat dengan lokasi tempat usaha.

Disamping itu, hunian liar dirasa juga kondusif untuk melangsungkan berbagai usaha keluarga miskin yang bergerak di sektor informal kota, karena pemukiman dibantaran kali tersebut menyediakan tempat tinggal dengan harga yang murah, dapat diangsur, dan hanya mengganti beberapa tanaman. Kemudian, dampak penggusuran pemukiman liar juga berimbas kepada dampak sosio-ekonomi keluarga miskin. Dampak sosial yang dialami pasca penggusuran sampai sekarang masih terasa, depresi karena harus kehilangan tempat tinggal menjadi akibat hubungan sosial renggang. Gambaran mekanisme survival keluarga miskin pasca penggusuran untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, cara yang mudah dilakukan keluarga miskin tersebut adalah. Pertama, Bagi keluarga miskin yang kehilangan pekerjaan, mereka mencari pekerjaan baru sesuai dengan kemampuan mereka. Bagi keluarga miskin yang masih menekuni usahanya, maka yang dilakukannya saat ini adalah mencari pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan. Kedua, Memberdayakan anggota keluarga untuk mencari pendapatan tambahan. Ketiga, Melakukan pengetatan konsumsi dengan cara mengurangi kualitas menu makanan. Keempat, Melakukan mekanisme "gali lubang tutup lubang" dengan cara hutang kepada sanak keluarga ataupun kerabat.

Read more

Konstruksi Sosial tentang Kecantikan

Tugas Akhir/Skripsi Sosiologi
Disusun oleh: Anggun K. Widhiarti
Universitas Airlangga
Program Studi Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik

Intisari:

Penelitian ini berawal dari rasa ketertarikan peneliti dalam melihat realitas, bahwa wanita dengan kebutuhannya dijaman modern ini semakin merebak terutama dalam hal kecantikan. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya fasilitas kecantikan dan inovasi yang muncul untuk menunjang usaha wanita dalam mempercantik diri akibat konstruksi sosial yang muncul terhadap deskripsi wanita cantik. Sehingga terlihat bahwa wanita dijaman modern ini, memiliki banyak tuntutan terhadap dirinya dan cenderung mengekploitasi diri dengan fasilitas kecantikan yang menawarkan berbagai macam produk baik yang dimulai dengan berteknologi tinggi dan tradisional, baik yang dapat dipertanggungjawabkan maupun yang tidak dapat dipertanggung jawabkan dari segi keamanan dan kenyamanannya. Terutama pada wanita bekerja yang harus berhadapan dan berinteraksi dengan customer atau rekan kerjanya, yang memberikan peluang lebih besar terhadap kebutuhan yang kompleks sebagai symbol aktualisasi diri, pertahanan diri untuk meningkatkan prestise sosial dan ekonomi.

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini tentang konstruksi sosial n wanita bekerja terhadap kecantikan di Surabaya yang dianalisis melalui teori Interaksionalisme Simbolik dan Looking Glass Self dari Charles Horton Cooley. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui informasi yang diperoleh dari enam informan wanita yang berkarier di Surabaya pada bidang yang berbeda-beda untuk mendapatkan informasi yang bervariasi. Teknik penentuan informan menggunakan teknik snowball, yaitu informan yang dipilih sesuai dengan kriteria tertentu. Sedangkan pengumpulan data dilakukan melalui observasi, depth interview dan penelusuran melalui artikel. Data para informan itulah yang akan dikaji melalui proses pemetaan (mapping) yang kemudian dianalisis melalui serangkaian metode dan penelitian kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita bekerja dapat mengkonstruksikan kecantikan berdasarkan teori yang dimiliki Charles Horton Cooley, melalui proses Interaksionalisme Simbolik dan Looking Glass Self yang menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda tentang lingkungan yang paling berpengaruh dalam mengkonstruksikan kecantikan. Meskipun menjadi wanita bekerja, ternyata tidak semua lingkungan ditempat kerja itu menjadi inspirasi, tempat terdekat ataupun tempat yang paling berpengaruh terhadap pola pikir mereka. Melainkan juga lingkungan lain seperti, keluarga, pendidikan, tetangga, teman dekat. Hal tersebut tergantung pada segi intensitas bertemu dan berkumpul pda lingkungan tersebut, maupun kesadaran akan kebutuhan dan manfaat yang sesuai dengan yang diinginkannya. Lingkungan tersebut tidak hanya menjadi pola pikir saja namun juga menjadi inspirasi untuk menjadi sosok yang dipikirkannnya. Terutama dengan adanya interaksi dengan orang lain yang secara tidak langsung menilai diri individu dan menyampaikannya pada individu tersebut.
Read more

Waria Berjilbab

Tugas Akhir/Skripsi Sosiologi
Disusun oleh: Denny P. T. Wicaksono
Universitas Airlangga
Program Studi Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik

Intisari:

Waria, keberadaanya disadari sebagai sebuah realitas sosial. Berbagai macam reaksi diberikan atas keberadaanya. Namun hal ini tidak membuat kaum waria berhenti untuk memperjuangkan persamaan hidup mereka di dalam masyarakat. Perlahan namun pasti semakin bermunculan praktik yang berkaitan dengan salah satu kaum homoseksual ini, baik positif atau sebaliknya. Fenomena sosial yang menurut peneliti dapat memunculkan permasalahan kompleks dan berkepanjangan dewasa ini adalah fenomena waria memakai jilbab yang dalam realitas sekarang telah semakin banyak bermunculan. Penelitian dilakukan untuk menjawab beberapa pertanyaan penelitian berikut: (1) Apa yang melatarbelakangi para waria memakai jilbab? (2) Bagaimana proses yang dilakukan ketika memutuskan memakai jilbab? (3) Bagaimana kaum waria memberi makna terhadap jilbab?

Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan kritisisme dengan paradigma dekonstruksi. Sasaran utama peneliti menggunakan paradigma ini adalah untuk menganalisis dan menunjukan bahwa suatu konsep yang telah mapan, belum tentu menjadi sesuatu yang bersifat absolut. Karena tujuan dari paradigma dekonstruksi sendiri adalah mencoba untuk mengungkapkan oposisi-oposisi hierarki yang terimplisit dalam suatu konsep. Yang perlu digarisbawahi pada pemilihan paradigma dekonstruksi ini adalah fokus penelitiannya. Maka dari itu, jika konsep jilbab didekonstruksi, yang dibongkar bukanlah jilbabnya, yang dikritisi adalah adanya konstruksi tertentu tentang jilbab, dimana konstruksi ini dalam memaknai konsep dijadikan sebagai yang lebih benar atau dianggap paling benar dari pemaknaan dari konstruksi lain yang berbeda. Selain menggunakan teori dekonstruksi Derrida, penelitian ini juga menggunakan teori queer Rubin sebagai alat analisisnya.

Kriteria informan juga telah ditentukan dengan mengacu pada empat kategori kriteria pertimbangan, yakni : (1) Lamanya informan menjadi seorang waria. (2) Lamanya informan memakai jilbab (3) Latar belakang perekonomian informan. (4) Lingkungan dan sosialisasi perilaku. (5) Latar belakang informan, apakah bergerak secara independen atau berada dalam lembaga khusus waria. Proses pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan indepth interview, kemudian dianalisis secara kualitatif.

Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah latar belakang waria memutuskan memakai jilbab adalah sebagai bentuk untuk pencarian rasa aman terhadap kehidupan waria yang masih biasa identitas tanpa pengakuan. Proses waria ketika memutuskan dan memakai jilbab pun terjadi secara bertahap dengan waktu yang lama. Serta jilbab bagi waria dimaknai sebagai bentuk ketaatan yang suci dan bertanggung jawab terlepas atribut itu hanya dipakai khusus untuk perempuan atau tidak.
Read more

Diskriminasi Sosio Kultural Etnis Tionghoa Muslim

Tugas Akhir/Skripsi Sosiologi
Disusun oleh: Tatri Handayani
Universitas Airlangga
Program Studi Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik

Intisari:

Penelitian ini berawal dari rasa ketertarikan peneliti melihat realitas etnis Tionghoa dengan praktek kebijakan-kebijakan diskriminatif di masa Orde Baru dan juga perkembangan etnis Tionghoa Muslim yang semakin meningkat. Padahal etnis Tionghoa menilai Islam bukanlah agama yang baik untuk mereka sehingga etnis Tionghoa yang memeluk Islam akan terlihat aneh bagi semua orang. Sementara etnis Tionghoa masuk Islam karena hidayah. Tetapi tatanan sosial politik etnis Tionghoa di masa Orde Baru juga akan memberi pengaruh terhadap perkembangan etnis Tionghoa Muslim di kemudian hari. Dengan dibentuknya PITI menunjukkan etnis Tionghoa Muslim semakin didorong untuk lebih berperan dalam masyarakat. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini tentang konstruksi sosial etnis Tionghoa Muslim terhadap diskriminasi sosio-kultural yang dianalisis melalui teori konstruksi realitas sosial dari Peter L. Berger yang menekankan pada proses dialektika Berger yakni eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi.

Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis serta pendekatan kualitatif melalui informasi yang diperoleh dari 5 orang informan etnis Tionghoa Muslim di Surabaya yang menjadi bagian dari PITI baik sebagai pengurus maupun anggota. Peneliti menentukan informan dengan teknik snowball yang memungkinkan peneliti untuk menemukan informan selanjutnya melalui informan kunci dalam konteks di mana studi ini digunakan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara secara mendalam menggunakan pedoman wawancara dan juga penelusuran data melalui dokumen-dokumen berupa artikel, foto, dan lain-lain. Data dari para informan itulah yang akan dikaji melalui proses pemetaan yang kemudian dianalisis melalui serangkaian metode dan prosedur penelitian kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa etnis Tionghoa Muslim mengkonstruksi diskriminasi sosio-kultural melalui proses dialektika Berger yakni eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi yang keseluruhan dari proses tersebut juga dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan masing-masing informan dengan karakteristik dan keunikan yang berbeda. Meskipun demikian, konstruksi sosial etnis Tionghoa Muslim terhadap diskriminasi memiliki satu persamaan dalam hal kecilnya peluang perlakuan diskriminatif dalam bidang sosio-kultural karena etnis Tionghoa Muslim lebih mudah bergaul serta membaur dengan masyarakat pribumi yang mayoritas Muslim.
Read more

Tingkat Efektivitas Sosialisasi Larangan Merokok pada Anak

Tugas Akhir/Skripsi Sosiologi
Disusun oleh: Hendra K. Saputra
Universitas Airlangga
Program Studi Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik

Intisari:

Fokus pemasaran beberapa produk rokok dewasa kini dititikberatkan pada anak-anak. Hal ini bertujuan agar kelangsungan pola konsumsi rokok menjadi lebih lama dikarenakan rentang usia perokok anak lebih panjang daripada orang dewasa pada umumnya. Rentang usia perokok yang panjang berbanding lurus dengan jumlah rokok yang dikonsumsi oleh perokok. Oleh karena itu, keuntungan yang diprediksikan dari penjualan rokok khusus untuk anak-anak sangatlah besar dibandingkan dengan penjualan rokok yang diperuntukkan bagi orang dewasa.

Berdasarkan atas asumsi diatas, penelitian ini dilakukan untuk mengkaji efektif tidaknya sosialisasi yang dilakukan oleh keluarga untuk memaksa anak agar patuh untuk berperilaku anti-merokok. Penelitian ini diharapkan dapat memilih tipe keluarga yang paling efektif baik itu keluarga inti (nuclear family) maupun keluarga kerabat (extended family) dalam hal sosialisasi larangan merokok pada anak serta mengedepankan peran keluarga sebagai agen sosialisasi terdekat yang dapat menghimbau dan memberikan efek jera bagi anak yang tidak mematuhi larangan merokok. Dalam teorinya, Talcott Parson menyebut fungsi pencapaian tujuan dalam hal ini berhubungan antara komunitas dan individu anggota komunitas. Aspek ini mengkristal dalam bentuk sosialisasi. Bentuk sosialisasi keluarga ke anak dapat berbentuk sosialisasi repressif dan sosialisasi partisipatoris.

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif-komparatif karena dalam laporan ini peneliti ingin meneliti berdasarkan perbandingan dua sampel yang berbeda dengan menggunakan satu variabel melalui pengujian hipotesis. teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Systematic Random Sampling. Sedangkan karakteristik responden yang ingin diteliti adalah anak-anak dari keluarga inti dan keluarga kerabat baik sebagai perokok ataupun non-perokok.

Di kelurahan Perak Barat banyak dijumpai jumlah populasi anak-anak di kelurahan Perak Barat menempati porsi lebih dari sepertiga jumlah penduduk keseluruhan. Semua anak-anak di kawasan tersebut bebas untuk bergaul dengan siapa saja tanpa memandang perbedaan suku, agama, dan ras. Akan tetapi, dengan kebebasan itu pula kebiasaan buruk seperti merokok senantiasa diimitasikan oleh anak-anak tanpa takut akan dampak negatif dari merokok. Ini tak lepas dari karakter keluarga yang berbeda pada masing-masing anak. Keluarga mengatur dan menjadi perantara hubungan anggota anggotanya dengan dunia luar.

Adapun hasil dari penelitian yang telah dilakukan adalah mengenai tingkat efektivitas sosialisasi larangan merokok anak antara keluarga inti dan keluarga kerabat. Setelah menganalisis secara mendalam, ternyata terdapat perbedaan dalam hal tingkat efektivitas sosialisasi larangan merokok pada anak antara keluarga inti dan keluarga kerabat. Keluarga inti(nuclear family) menjadi sebuah bentuk keluarga yang lebih efektif dalam sosialisasi larangan merokok pada anak dibandingkan dengan keluarga kerabat(extended family).
Read more

Konstruksi Sosial tentang Realitas Kejahatan

Tugas Akhir/Skripsi Sosiologi
Disusun oleh: Selina O. Samsudin
Universitas Airlangga
Program Studi Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik

Intisari:

Penelitian mengenai konstruksi sosial di kalangan mantan narapidana dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah mantan narapidana mengkonstruksi tindak kejahatannya melalui perspektif eksternalisasi, obyektivasi dan internalisasi. Adapun dasar dari penelitian ini dilakukan dikarenakan munculnya kejahatan dilingkungan kita yang terus-menerus mengalami peningkatan jumlah pelakunya dari tahun ke tahun. Oleh karena itu permasalahan mengenai bagaimana mantan narapida mengkonstruksi suatu realitas kejahatan menjadi fokus penelitian ini.

Permasalahan ini didiskusikan lebih lanjut melalui sosiologi ilmu pengetahuan Berger, yakni bagaimana masing-masing mantan narapidana melakukan rekonstruksi kenyataan kejahatan (yang melibatkan eksternalisasi, obyektivasi dan internalisasi) di masa lalu yang telah menjadi pengetahuan umum dalam dirinya, dan di atas pengetahuan umum itu, kemudian terbangun fenomena (realitas) kejahatan di masa kini: penelitian dengan tema pokok "konstruksi sosial tentang realitas kejahatan". Rumusan metodologi penelitian kualitatif digunakan dalam studi ini. Data diperoleh melalui studi literatur dan indepth interview, dengan informan adalah mantan narapidana yang telah dipilih di Surabaya (satu narapidana sipil dan satu narapidana non sipil) yang diambil secara purposif. Data kemudian disajikan secara deskriptif, dan dianalis dengan menggunakan teori Peter L Berger.

Hasil penelitian ini pada akhirnya dapat memberikan informasi bahwa: Pertama, ketika Alex melakukan suatu tindak kejahatan (tawuran, penyelundupan, penggelapan kayu, dst.), ia sadar benar bahwa perbuatan yang ia lakukan adalah perbuatan yang melanggar hukum (menyimpang), begitu halnya Budi, ia pun juga sadar bahwa menyembunyikan senjata ilegal adalah perbuatan yang melanggar hukum, namun perbuatan itu tetap ia lakukan. Dari kedua realita itu (Alex dan Budi) dapat disimpulkan bahwa, Alex dan budi telah mengekternalisasi nilai-nilai kejahatan di dalam dirinya. Kedua, ketika Alex dan Budi memutuskan untuk melakukan kejahatan, mereka memiliki universum-universum (dasar-dasar) yang memperkuat pertimbangan dirinya sehingga memunculkan suatu perilaku yang keluar dari kediriannya yang oleh orang lain di sebut dengan tindakan kejahatan Alex dan Budi. Dari realita ini dapat disimpulkan bahwa Alex dan Budi telah melakukan suatu proses yang disebut dengan obyektivasi. Ketiga, ketika Alex dan Budi mulai meninggalkan suatu kejahatan untuk menuju pertobatan, maka yang terjadi mereka tidak lagi mengkonstruksi sebuah kejahatan di dalam dirinya sebagai bentuk perilaku yang muncul dari kediriannya. Meskipun sebelumnya ia
mengkontruksikannya sebagai hal yang memang dengan pertimbangan kediriannya harus mereka lakukan.
Read more

Corporate Social Responsibilty di Exxonmobil

Tugas Akhir/Skripsi Sosiologi
Disusun oleh: Riki Triandono
Universitas Airlangga
Program Studi Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik

Intisari:

CSR ( Corporate Social Responsibility ) atau yang lebih sering disebut dengan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan merupakan sebuah terobosan baru bagi perusahaan, selain mendapatkan ijin sosial (social license) dari masyarakat dalam menjalankan produksinya, juga dapat meningkatkan citra perusahaan (Corporate reputation) di mata masyarakat. CSR sebagai konsep yang baru tidak hanya alat untuk meningkatkan nilai bisnis dari perusahaan akan tetapi juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan hubungan yang harmonis antara masyarakat dan perusahaan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi program CSR Exxonmobil kepada masyarakat yang ada di sekitarnya sebagai upaya peningkatan brand image perusahaan. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai responden satu persatu dengan kuisioner pada 100 orang responden di Desa Mojodelik dan Gayam yang terdapat di Kabupaten Bojonegoro.

Penelitian ini menyimpulkan hal-hal yaitu: (1) Implementasi program CSR Exxonmobil dilakukan secara charity, (2) Brand Image perusahaan terbangun ketika pelaksanaan program dilakukan secara charity, akan tetapi branding itu menjadi melemah karena akibat dari : tingkat kebutuhan masyarakat yang tidak terpenuhi, dan juga pelaksanaan CSR yang kurang sustainanbility, dan juga pelaksanaan program yang tidak secara langsung dilakukan oleh perusahaan.
Read more

Judul Skripsi Sosiologi

Berikut ini kumpulan contoh judul skripsi sosiologi. Klik judul skripsi untuk melihat intisari skripsi.

Identitas Masyarakat Madura Di Perkotaan

Migrasi Sirkuler Mahasiswa Ke Kota Malang

Konstruksi Sosial Perdamaian Komunitas Falun Gong Surabaya

Makna Merokok di Kalangan Muslim

Mantan Pelacur

Gender dan perempuan bekerja

Xenogears: diskursus dan mimikri hasrat

Konstruksi sosial tentang cinta

Sosialisasi Larangan Merokok pada Remaja oleh Ibu Perokok Aktif di Kota Surabaya

Stigmatisasi dan Perilaku Diskriminatif pada Perempuan Bertato

Iklan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Perempuan dalam Pusaran Politik: Konstruksi Kekuasaan Perempuan dalam Arena Demokrasi

Pelacuran Remaja

Konflik dalam Program CSR

Imperium Tanda Pariwisata Telaah Semiologi Barthesian terhadap Logo Program Wisata Visit Indonesia Year

Pemaknaan masyarakat tentang nilai revitalisasi bangunan bersejarah di Kota Surabaya

Makna Berpacaran Laki-Laki Muda dengan Wanita yang Usianya Lebih Tua

Penerapan Disiplin di Sekolah, Keteraturan Tingkah Laku Anak dan Prestasi Anak Sekolah Dasar

Pola Pengasuhan Remaja dan Pemenuhan Kebutuhan Hidup di Kalangan Single Parent

Dampak dari Eksploitasi dan Mekanisme Survival Anak Jalanan

Sales Door to Door

Makna Peran Lansia yang Tinggal di Panti Werdha ; Tinjauan Dramaturgi

Negosiasi Kultural Santri di Lingkungan Kampus

Globalisasi dan Kehampaan

Konstruksi sosial pemimpin perempuan

Komunitas dangdut

Menyingkap selubung ideologi kurikulum jurusan sosiologi

Makna Perceraian bagi Remaja

Makna Simbolik Event Jember Fashion Carnaval

Fenomena Warung Kopi Uyel

Petani di Perkotaan

Social Shock Dunia Kedokteran

Hak Anak di Rutan Medaeng

Makna Bracket bagi Remaja

Hubungan antara Tingkat Otoriter Orang Tua, Intensitas Interaksi dengan PSK, dan Tingkat Permisif dalam Berperilaku Sehari-Hari Remaja di Lingkungan Lokalisasi Jarak Surabaya

Citra Diri dalam Facebook

Pemaknaan KLK (Kelas Layanan Khusus) di SDN Pegirian I Surabaya

Iklan Politik dan Pilihan Kandidat Anggota Legislatif

Penerimaan Masyarakat terhadap Program Konversi Minyak Tanah ke Gas Elpiji

Transformasi Simbol Komunikasi

Social Performance Dokter dalam Proses Pengobatan

Mekanisme Survival Pekerja Borongan di Pabrik Gula Trangkul, Pati

Sekolah Nasional Bertaraf Internasional (SNBI)

Kekerasan pada Pedagang Kaki Lima

Pola Interaksi Dokter-Pasien

Laki-Laki Pengguna Produk Kosmetik

Konflik: Katup Penyelamat

Konstruksi Sosial dan Penerimaan Masyarakat Agamis terhadap Pelacuran di Klubuk, Sukodadi, Kabuh, Jombang

Dampak Penggusuran Pemukiman Liar di Perkotaan

Konstruksi Sosial tentang Kecantikan

Waria Berjilbab

Kesejahteraan Hidup Lansia

Diskriminasi Sosio Kultural Etnis Tionghoa Muslim

Tingkat Efektivitas Sosialisasi Larangan Merokok pada Anak

Pendidikan Kaum Tertindas

Suami-Suami yang Tidak Bekerja

Kajian Sosiologis Atas Implementasi Perpolisian Masyarakat Di Putat Jaya Surabaya: Dominasi Atau Liberalisasi?

Hamil di luar nikah

Seks bebas dan penyakit menular seksual

Konstruksi Sosial Keagamaan

Sosialisasi Anak-anak Tuna Grahita

Makna Uang dalam Kehidupan Sales Promotion Girl

Fenomena Sibling Rivalry Kembar

Cyberporn bagi Netter di Surabaya

Pola Tindakan dalam Mereaksi Kondisi Sakit pada Masyarakat Miskin

Konstruksi Sosial tentang Realitas Kejahatan

Makna Nilai-Nilai Perkawinan bagi Generasi Muda Batak di Jawa

Gerakan Penolakan terhadap Perpres No. 14 Tahun 2007 oleh Pagar Rekontrak

Corporate Social Responsibilty di Exxonmobil
Read more