Status dan Peranan Tunggu Tubang serta Perubahannya pada Masyarakat Semende

(Studi di Desa Muara Tenang Kecamatan Semende Darat Tengah Kabupaten Muara Enim)

Skripsi / Tugas Akhir Sosiologi
Penulis: Robbi Setiawan
Program Sarjana Universitas Sriwijaya
Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Ringkasan

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai etnis yang tersebar di seluruh penjuru wilayahnya, misalnya suku bangsa Batak, Aceh, Minangkabau, Jawa, Pasemah, Bali, Dayak, dan lain-lain. Banyaknya etnis dengan adat istiadat yang berbeda menjadikan masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang plural (majemuk). Soekanto (2003: 12) mengemukakan bahwa masyarakat majemuk merupakan masyarakat yang terdiri dari berbagai etnis atau masyarakat yang beraneka ragam. Setiap etnis / suku bangsa tersebut memiliki adat istiadat yang berbeda dan khas yang meliputi perbedaan bahasa, rumah adat, pakaian adat, serta perbedaan pada adat yang berlaku. Salah satu di antara banyaknya suku bangsa tersebut adalah suku Semende Desa Muara Tenang Kecamatan Semende Darat Tengah yang memiliki adat istiadat sendiri. Suku Semende dikenal berpegang kuat dalam aturan adatnya. Seperti daerah-daerah lainnya di Indonesia, suku Semende mempunyai beragam adat yang khas seperti kesenian, bahasa, dan upacara perkawinan. Di antara berbagai macam adat Semende sampai saat ini tetap dilestarikan dan dijunjung tinggi oleh masyarakat Semende adalah tunggu tubang.

Tunggu tubang adalah anak perempuan tertua dari suatu keluarga yang bertugas memelihara dan menunggu serta mengusahakan harta pusaka nenek moyang secara turun temurun. Anak perempuan tertua dalam suatu keluarga diserahi suatu jabatan dan dibekali dengan sebuah rumah tempat berdiam dan sebidang sawah sebagai sumber awal pencarian yang harus digarap. Kedua harta ini boleh dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kesejahteraan keluarga namun tidak boleh dijual. Anak perempuan tertua dalam suatu keluarga akan memiliki peranan dan status sebagai tunggu tubang setelah ia menikah. Keadaan ini terus berlaku turun-temurun sampai pada anak cucunya (Syahabuddin, 1991: 3).

Penelitian ini mengkaji permasalahan mengenai adanya perubahan peranan adat budaya Semende yang terkandung dalam tunggu tubang. Penelitian ini bertujuan untuk memahami Status dan Peranan Tunggu Tubang serta Perubahannya pada Masyarakat Semende Desa Muara Tenang Kecamatan Semende Darat Tengah Kabupaten Muara Enim. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif, pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Data dianalisis secara kualitatif dan digunakan teknik analisis data taksosomi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melekat pada anak perempuan tertua dimana peran tunggu tubang mengurus dan menjaga harta pusaka serta mengusahakan harta pusaka nenek moyang secara turun temurun. Proses terjadinya perubahan meliputi: adanya kewajiban tunggu tubang terhadap keluarga, keinginan untuk memperbaiki ekonomi, keinginan untuk memenuhi pendidikan formal anak dan pernikahan dengan orang dari luar masyarakat adat Semende. Bentuk perubahan tunggu tubang terjadi pada tataran perilaku yaitu peran yang sudah ditinggalkan tunggu tubang dan beralihnya peran tunggu tubang kepada keluarga dekat membuat tunggu tubang tidak lagi menjaga dan mengurus harta, tidak lagi menikmati harta pusaka, tidak lagi menjaga dan mengurus orang tua, tidak lagi menghormati mereka dan menghargai nasehat serta sarannya.
Read more

Makna Berpacaran Laki-Laki Muda dengan Wanita yang Usianya Lebih Tua

Tugas Akhir / Skripsi Sosiologi
Disusun oleh: Kartika Sari
Program Sarjana Universitas Airlangga
Program Studi Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik

Intisari:

Penelitian ini dilatarbelakangi atas fenomena berpacaran yang kian marak terjadi di perkotaan. fenomena pacaran sebagai langkah untuk mencari jodoh dan mendapatkan pasangan hidup serta pacaran sebagai peningkatan status berpacaran dengan orang yang mapan. Seiring dengan perkembangan jaman sifat materialistis juga dimilki oleh laki-laki. Laki-laki cenderung berpacaran dengan wanita yang usianya tua karena hidup menuntut untuk dapat tetap survive di tengah kehidupan yang serba sulit seperti sekarang ini. Walaupun masyarakat kita merupakan masyarakat kebudayaan timur yang menganggap berpacaran dengan wanita yang usianya tua merupakan gaya berpacaran yang tidak wajar karena wanita tersebut lebih cocok untuk menjadi tante bukan pacarnya. Dalam penelitian ini yang ingin dicari adalah: (1) Bagaimana makna berpacaran bagi laki-laki muda dengan wanita yang usianya lebih tua? Teori yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Teori konstruksi sosial yang dikembangkan oleh Peter Ludweg Berger dan Thomas Luckman. Untuk penelitian ini adalah Kualitatif, dengan mengambil lokasi penelitian, salah satu PTS di Surabaya karena tempat itu rata-rata mahasiswanya lebih dominan laki-laki dengan berbagai macam latar belakang. Subyek penelitian yang sebagai informan, dengan kriteria laki-laki status mahasiswa yang berumur 20-24 tahun. Pengambilan informan adalah secara Snowball, sampai menemukan empat informan. Proses pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara mendalam kemudian dianalisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tiap informan mempunyai makna berpacaran dengan wanita yang lebih tua berbeda-beda seperti untuk menaikkan status dan mendapatkan materi dengan background keluarga yang kurang mampu membuatnya ingin dipandang di masyarakat, mengikuti tren dengan latar belakang mudah mendapat pengaruh baik dari lingkungan pertemanan maupun media seperti televisi dan internet, butuh teman sharing karena kurangnya kedekatan hubungan antara anak dan orang tua membuatnya nyaman untuk berbagi cerita dengan orang terdekatnya (kekasihnya), Untuk pemenuhan kebutuhan biologis (sex) karena kurangnya pengetahuan bahaya sex bebas serta karena kurangnya pengawasan orang tua, dan untuk mendapatkan kasih sayang dengan latar belakang kurangnya kasih sayang keluarga membuat sebagian besar informan mencari kasih sayang selain keluarga yakni kekasih.
Read more

Penerapan Disiplin di Sekolah, Keteraturan Tingkah Laku Anak dan Prestasi Anak Sekolah Dasar

Tugas Akhir / Skripsi Sosiologi
Disusun oleh: Yusniar K. Sari
Program Sarjana Universitas Airlangga
Program Studi Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik

Intisari:

Penelitian dilakukan untuk menjawab beberapa rumusan masalah berikut: Apakah ada hubungan antara penerapan disiplin di sekolah, keteraturan tingkah laku anak dan prestasi anak sekolah dasar?. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tipe penelitian ekspalantif, penelitian yang dimaksudkan tidak hanya sekedar memberikan gambaran mengenai realitas sosial tertentu yang menjadi fokus perhatian, tetapi juga ingin mengetahui bagaimana hubungannya dengan realitas sosial lainnya. Penelitian ini menggunakan teori pendidikan moral Emile Durkheim, interaksi sosial, sosialisasi, dan kontrol sosial Travis Hirschi dan tinjauan pustaka tentang prestasi belajar. Populasi yang dijadikan sampel penelitian adalah siswa kelas 6 Sekolah Dasar di Seluruh Sekolah Dasar Negeri, Sekolah dasar Swasta dan Madrasah Ibtidaiyah di kelurahan Kertajaya Surabaya. Penelitian ini menggunakan random sampling dan teknik penarikan sampel dengan Simple random sampling artinya sampel diambil secara acak melalui sistem undian sehingga tiap unit penelitian dari populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara secara terstruktur dengan menggunakan kuesioner, dokumentasi, serta observasi. Kemudian data dianalisis secara kuantitatif, selanjutnya untuk menguji hubungan antara variabel X, Y, dan Z menggunakan tes uji statistik Non-parametrik koefisien korelasi Rank Kendall, kemudian dianalisis berdasarkan teori serta berdasarkan hasil dari penelitian terdahulu. Hasil penelitian ini adalah ada hubungan antara penerapan disiplin di sekolah, keteraturan tingkah laku anak dan prestasi anak sekolah dasar yakni semakin tinggi penerapan disiplin di sekolah dan semakin tinggi keteraturan tingkah laku anak, maka semakin tinggi pula prestasi anak, dimana keteraturan tingkah laku berfungsi sebagai variabel antara.
Read more

Pola Pengasuhan Remaja dan Pemenuhan Kebutuhan Hidup di Kalangan Single Parent

Tugas Akhir / Skripsi Sosiologi
Disusun oleh: Fitria Anggreini
Program Sarjana Universitas Airlangga
Program Studi Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik

Intisari:

Fenomena orang tua tunggal (single parent) akhir – akhir ini menjadi suatu fenomena yang kian marak. Jumlah single parent di Indonesia semakin bertambah dari tahun ke tahun. Terutama single parent perempuan, banyak diantaranya yang disebabkan karena ditinggal cerai suami, ditinggal mati, hamil di luar nikah. Namun demikian, menjadi single parent tidaklah mudah, apalagi jika mereka memiliki anak. Pada kasus orang tua tunggal perempuan, mereka berperan ganda, yakni sebagai seorang ayah yang berperan di sektor publik untuk mencari nafkah bagi keluarga, dan berperan sebagai ibu di sektor domestik yang bertugas dalam urusan rumah tangga dan merawat, juga membesarkan anak. Dalam penelitian ini, memfokuskan pada ibu single parent yang di tinggal mati suami di kelurahan Pabean, kecamatan Sedati kabupaten Sidoarjo. Saat ini diketahui tidak sedikit bahwa ibu single parent yang berjuang seorang diri membesarkan anak, dan dapat menjadikan mereka sebagai orang yang sukses dan memiliki gelar sarjana. Dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian studi kasus dengan menggunakan perspektif fenomenologi untuk melihat kasus yang terjadi pada 3 orang ibu single parent. Ibu single parent pertama memiliki dua orang anak remaja dan mengalami masalah hutang keluarga. Ibu single parent kedua memiliki seorang anak remaja dan mengalami kesulitan akan pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Ibu single parent ketiga memiliki dua orang anak remaja dan mengalami kesulitan akan pemenuhan biaya kebutuhan sekolah anak. Dari hasil observasi dan wawancara secara indepth interview, ditemukan bahwa pengasuhan yang diterapkan ibu single parent kepada anak mereka, pada ibu single parent pertama dan kedua adalah dengan cara memberi nasehat untuk hidup hemat dan rajin ibadah juga memberi contoh konkret perilaku. Ibu juga memberi motivasi dan dorongan, memarahi mereka namun dengan memberi tahu dampak perilaku dari yang mereka lakukan. Namun berbeda dengan pengasuhan ibu ketiga yang membiarkan anak berperilaku menurut apa yang mereka inginkan, ibu juga memberi sedikit kontrol pada perilaku anak. Sedangan untuk memenuhi kebutuhan hidup, pada ibu single parent pertama dan kedua adalah dengan meminimalisir pengeluaran sehari-hari, mereka mengajarkan pada anak untuk tidak menyia-nyiakan makanan. Tetapi pada ibu single parent kedua, mereka juga mencari tambahan penghasilan di luar pekerjaan pokok, salah satu diantaranya dengan bekerja menge-lem bungkus rokok. Apabila dalam memenuhi kebutuhan masih juga belum terpenuhi, mereka terpaksa berhutang baik kepada tetangga maupun kepada sanak saudara. Sedangkan pada ibu single parent ketiga, mereka juga tidak segan mengontrakkan rumah mereka agar dapat tetap menyekolahkan anak hingga ke jenjang yang lebih tinggi.
Read more

Dampak dari Eksploitasi dan Mekanisme Survival Anak Jalanan

Tugas Akhir / Skripsi Sosiologi
Disusun oleh: Johan Bastian
Program Sarjana Universitas Airlangga
Program Studi Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik

Intisari:

Anak jalanan, merupakan suatu komunitas anak yang paling rentan terhadap tindakan kekerasan yang terjadi pada diri mereka. Semua tindak kekerasan yang terjadi pada anak jalanan tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam lingkup keluarga maupun dalam lingkup lingkungan sosial anak tersebut. Masalah anak terutama anak jalanan, semakin meningkat dari tahun ke tahun, hal ini akibat krisis ekonomi berkepanjangan, dinegara Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 dan berdampak juga pada kota Surabaya yang semakin hari anak jalanan semakin meningkat. Karena krisi ekonomi tersebut, sehingga banyak para keluarga yang berada dibawah garis kemiskinan yang mendorong anaknya bekerja di jalan untuk mencukupi kebutuhannya hingga terjadinya tindakan ekploitasi terhadap anak. Sesampainya di jalan, anak-anak tersebut banyak mengalami berbagai macam resiko dan tindakan kekerasaan yang mereka dapati akibat dari dampak tindakan eksploitasi pada mereka. Dengan adanya berbagai tindakan kekerasan dan resiko di jalan tersebut, sehingga membuat anak jalanan untuk melakukan tindakan bertahan hidup dalam menghadapi segala bentuk tindakan tidak menyenangkan yang mengarah kepadanya. Penelitian dilakukan untuk menjawab beberapa pertanyaan penelitian berikut: (1) Bagaimana faktor yang mempengaruhi anak untuk turun ke jalan? (2) Bagaimana dampak tindakan eksploitasi terhadap anak jalanan yang dilakukan orang terdekat ? ; (3) Bagaimana upaya anak jalanan untuk bertahan hidup (survived) dalam setiap tindakan kekerasan yang mereka alami dan sewaktu di jalan?. Tipe penelitian ini mengunakan metode penelitian kualitatif dan menggunakan paradigma interpretatif. Penelitian ini menggunakan teori child abuse yang lebih spesifik dikemukakan oleh Musa, Terry E. Lawson dan Richard J. Gelles. Dalam penelitian ini, telah ditentukan informan yang digunakan yaitu komunitas anak jalanan yang mengalami tindakan eksploitasi yang dilakukan orang terdekatnya ada di kota Surabaya. Penentuan informan penelitian dengan menggunakan metode snow ball artinya cara pengambilan informan penelitian secara bertahap. Sejumlah informan yang diwawancarai sebanyak 5 (lima) orang. Proses pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara, kemudian dianalisis secara kualitatif, yaitu data yang didapat ditranskrip ke dalam bentuk tulisan dan kemudian diinterpretasi serta dikaitkan dengan teori. Pada akhirnya ditentukan bahwa segala bentuk tindakan yang tidak menyenangkan kepada anak, harus segera diputus mata rantai kekerasannya tersebut. Sehingga anak tersebut akan mendapatkan hak-haknya selama ini yang telah hilang sebagai seorang anak. Dan harus adanya dukungan dari masyarakat untuk melakukan kontrol sosial untuk menangani masalah kekerasan yang terjadi kepada anak.
Read more

Sosialisasi Larangan Merokok pada Remaja oleh Ibu Perokok Aktif di Kota Surabaya

Tugas Akhir / Skripsi Sosiologi
Disusun oleh: Hettyana M. Pardosi
Program Sarjana Universitas Airlangga
Program Studi Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik

Intisari:

Rokok ternyata tidak hanya digemari oleh kaum laki-laki saja, kaum perempuan juga turut menikmati rokok. Sebelumnya, banyak yang menganggap hanya laki-laki saja yang ’boleh’ merokok dan perempuan tidak pantas merokok. Namun perlu ditilik dari segi aspek sosial, masyarakat beranggapan bahwa perempuan perokok bukanlah perempuan yang sesuai dengan aturan norma. Maka dari itu, yang menjadi permasalahannya disini adalah apa yang melatar belakangi seorang ibu melakukan aktivitas merokok sehingga menjadi seorang ibu perokok aktif, bagaimana orangtua (khususnya ibu perokok aktif) mensosialisasikan larangan merokok itu sendiri pada anak-anaknya, serta bagaimana perilaku merokok dari seorang ibu perokok aktif dalam lingkungan pekerjaan dan dalam lingkungan rumah (keluarga). Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik snowball (pengambilan informan seperti bola salju). Dimana yang menjadi subyek penelitian adalah ibu-ibu dengan kriteria memiliki kebiasaan aktivitas merokok, berperan di sektor domestik dan publik, sudah berkeluarga, memiliki anak umur rentang 15-24 tahun dan belum menikah. Data-data diperoleh melalui teknik wawancara secara langsung dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guide) dengan memanfaatkan alat perekam suara dan catatan, melalui observasi secara langsung, di tunjang pula data-data sekunder. Hasil kesimpulannya, bahwa ibu-ibu merokok dikarenakan adanya pengaruh dari faktor internal maupun eksternal, selain itu sosialisasi larangan merokok yang diterapkan oleh ibu perokok terhadap anak-anaknya tidak berjalan efektif dikarenakan hanya sebatas nasehat, peringatan, dengan kata lain sosialisasi demokratis.
Read more

Iklan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Tugas Akhir / Skripsi Sosiologi
Disusun oleh: Titik Wulandari
Program Sarjana Universitas Airlangga
Program Studi Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik

Intisari:

Penelitian ini berawal dari ketertarikan peneliti dengan adanya realitas yang ada dimana banyak iklan yang menampilkan kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini merupakan imbas dari wacana tanggung jawab sosial perusahaan yang merupakan suatu konsep yang menjadi perbincangan yang cukup menghangat. Disisi lain dari pengamatan peneliti masih banyak masyarakat yang belum mengetahui mengenai tanggung jawab sosial perusahaan, sehingga iklan dalam hal ini bisa dijadikan sebagai suatu bentuk penyampaian informasi tidak langsung mengenai tanggung jawab sosial itu sendiri. Iklan Lifebuoy Berbagi Sehat dipilih dalam penelitian ini karena Lifebuoy merupakan salah satu produk yang cukup konsisten melakukan kegiatan sosial dan merepresentasikannya dalam iklan terutama di televisi. Untuk menganalisa realitas ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan paradigma interpretatif yang secara khusus menggunakan teori interaksionisme simbolik yang dikemukakan oleh Mead dan Blumer, yang secara khusus konsep yang digunakan adalah proses berpikir dan significant other.

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pemaknaan informan mengenai iklan Lifebuoy Berbagi Sehat adalah cukup baik terutama dalam hal kesehatan dan lingkungan. Lebih jauh dalam penelitian ini telah terjadi share understanding antara perusahaan yang diwakili oleh iklan dengan informan yang melihat kemudian memaknainya. Televisi dalam hal ini terbukti menjadi salah satu elemen penting dalam penyampaian informasi baik mengenai kegiatan sosial perusahaan maupun tanggung jawab sosial perusahaan itu sendiri. Dimana selama ini sosialisasi mengenai tanggung jawab sosial perusahaan sendiri masih tergolong minim.
Read more